Coretan Ringan Dikala Luang
Coretan Ringan Dikala Luang

Gerhana Matahari Dalam Perspektif Islam

airawan.xyz – Seperti yang telah diinformasikan kemarin di postingan saya di sini, besok Insya Allah tanggal 9 Maret akan terjadi Gerhana Matahari Total di Indonesia. Dalam postingan saya kali ini, saya akan mengambil perspektif dari sisi Islam tentang hal-hal yang berkaitan dengan Gerhana.

Pertama, tentunya adalah Bersyukur, kenapa bersyukur? karena generasi kita Alhamdulillah dapat menikmati Gerhana Matahari Total 2016 ini yang konon akan terjadi 350 tahun lagi.

Kedua, dengan Gerhana Matahari Total ini, Allah menunjukkan kebesaran-Nya dengan perhitungan-Nya yang sempurna, dimana bulan yang diameternya hanya 27% dari bumi namun dapat menutupi matahari yang diameternya 109 kali diameter bumi. Bisa dibayangkan betapa kecilnya diameter bulan dibandingkan dengan matahari. Namun dengan jarak orbit yang tepat, pada waktu Gerhana Matahari Total terjadi, bayangan bulan ukurannya hampir sama dengan matahari dan dapat menutupi hampir seluruh permukaan matahari… Subhanallah…

QS. Al-Qamar : 49
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan ukuran.”

Ketiga, karena itulah sebagai rasa syukur dan mengagumi akan kebesaran Allah tentang Gerhana tersebut, sebagai seorang muslim, sebaiknya kita melaksanakan suatu shalat khusus apabila Gerhana terjadi, baik itu Gerhana Bulan (Khusuf) maupun Gerhana Matahari (Kusuf). Adapun tata cara shalat Gerhana tersebut adalah seperti yang di kisahkan oleh Aisyah RA. berikut :

“Gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami sahabat dan beliau memanjangkan berdiri. Kemudian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), dan matahari mulai kelihatan kembali.” (HR. Bukhari).

Singkatnya adalah sebagai berikut :

  1. Niat.
  2. Takbiratul Ilham seperti halnya shalat biasa.
  3. Baca Iftitah,
  4. Baca Surah Al-Fatihah & Surah panjang.
  5. Ruku’ yang Pertama dengan memperpanjang ruku’
  6. I’tidal
  7. Berdiri dan membaca Al-Fatihah dan Surah kembali, namun lebih pendek dari bacaan surah yg pertama tadi.
  8. Ruku’ yang Kedua yang lebih singkat dari ruku’ sebelumnya.
  9. I’tidal
  10. Sujud
  11. Duduk antara dua sujud.
  12. Sujud
  13. Berdiri dan dilanjutkan dengan raka’at kedua yang sama dengan raka’at pertama tadi pada point 4-12.
  14. Tahiyat Akhir.
  15. Salam

Untuk lebih memudahkan, berikut adalah infografik untuk tata cara Shalat Gerhana:

IMG-20160308-WA0004

 

 

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di video berikut, yang walaupun Shalat berikut adalah Shalat Gerhana Bulan pada tanggal 10 Desember 2011 di Makkah yang di imami oleh Sheikh Juhany, namun tata caranya tidak berbeda.

 

Kementrian Agama RI pun menghimbau umat Muslim Indonesia untuk melaksanakan shalat gerhana ini, seperti dikutip di situsnya : “Sehubungan dengan itu, Kementerian Agama mengimbau umat Islam di seluruh Indonesia untuk melaksanakan shalat sunnah gerhana matahari atau yang disebut Salat Kusuf. Pelaksanaan shalat gerhana menyesuaikan waktu gerhana matahari di wilayah masing-masing”.

Adapun waktu gerhana tersebut dapat dilihat di infografik dari detik.com berikut :

Jadwal Shalat Gerhana seindonesia

Semoga bermanfaat 🙂

Sumber : Wikipedia, Kementrian Agama, detik.com

 

Share This